. DETEKSI DINI AUTISME | ABA Istimewa

Google Translate

Google Translate
Arabic Korean Japanese Chinese Simplified Russian Portuguese
English French German Spain Italian Dutch

DETEKSI DINI AUTISME

Deteksi Dini Autisme
Dr. Rudy Sutadi, SpA, MARS, SPdI
(Dokter Spesialis Anak. Konsultan Ahli Autisme, Applied Behavior Analysis, dan Biomedical Intervention Therapy)
Deteksi Dini Autisme || gambar foto terapi intervensi dini autis autism autisme metode applied behavior analysis aba lovaas biomedical intervention liza rudy sutadi jakarta indonesia Deteksi dini atau skrining terhadap autisme dapat dilakukan secara sederhana dengan tools (perangkat) yang sederhana misalnya dengan STAT (Screening Tool for Autism in Two-Year-Olds), atau dengan CHAT/M-CHAT (Modified Checklist for Autism in Toddler).
M-CHAT adalah versi Amerika yang merupakan perluasan dari CHAT yang berasal dari Inggris. Pada CHAT terdapat 9 pertanyaan untuk orangtua, sedangkan pada M-CHAT terdapat 23 pertanyaan.

Sedangkan untuk mendeteksi bentuk ASD yang lebih samar, misalnya high-functioning autism atau Asperger syndrome digunakan Autism Spectrum Screening Questionnaire (ASSQ), Australian Scale for Asperger's Syndrome, atau Childhood Asperger Syndrome Test (CAST) untuk anak usia sekolah yang ditujukan pada anak-anak dengan gangguan/masalah sosial dan perilaku tanpa adanya masalah keterlambatan bicara yang berarti.


CHAT (Checklist for Autism in Toddler)


A. Pertanyaan Untuk Orangtua
  1. Apakah anak anda senang diayun-ayun, dilonjak-lonjakkan di lutut, dsb?
  2. Apakah anak anda tertarik pada anak-anak lain?
  3. Apakah anak anda suka memanjat berbagai hal, misalnya naik-turun tangga?
  4. Apakah anak anda senang bermain cilukba, petak-umpet?
  5. Apakah anak anda kadang bermain pura-pura, misalnya pura-pura membuat teh menggunakan cangkir dan teko, atau bermain pura-pura yang lain?
  6. Apakah anak kadang menunjuk dengan telunjuknya, untuk meminta sesuatu?
  7. Apakah anak kadang menunjuk dengan telunjuknya, untuk menyatakan ketertarikannya pada sesuatu?
  8. Apakah anak anda bermain dengan benar/sesuai terhadap mainan-mainan kecil (misalnya mobil-mobilan, balok lego) bukannya sekedar menggigiti, mengacak-acak atau membuang-buang mainan?
  9. Apakah anak anda kadang membawa dan memamerkan/mempertunjukkan berbagai benda ke anda? 

B. Pemeriksaan Di Ruang Praktek Dokter:

Penggunaan CHAT di ruang praktek dokter membutuhkan waktu tidak sampai 5 menit, namun sangat efektif dalam memprediksi kemungkinan seorang anak usia 18-24 bulan sebagai autisme, PDD, Asperger dan sindrom perkembangan lainnya.

Terdapat 5 bagian/tahapan pada CHAT.
  1. Bagian/Tahap Pertama:
    Saat bertemu dengan anak, apakah anak melakukan kontak mata?
  2. Bagian/Tahap Kedua *):
    Tarik perhatian anak, kemudian tunjuk ke benda yang menarik di seberang (bagian lain dari) ruangan, kemudian katakan “Wah/eh lihat (tuh/itu), ada .......... (sebutkan nama suatu mainan)!”
    Perhatikan wajah anak, apakah anak melihat ke arah benda yang ditunjuk?
  3. Bagian/Tahap Ketiga **):
    Tarik perhatian anak, kemudian berikan miniatur gelas/cangkir dan teko mainan, dan katakan “Bisa buat teh tidaaak...?” / “Coba buat teeeh...”.
    Bisa juga diganti dengan hal lainnya, misalnya gelas dan teko/ceret, dan katakan “Bisa tuang(in) air tidaaak...?” / “Minta air dooong...” (sambil menyodorkan gelas ke arah teko).
    Perhatikan apakah anak melakukan seakan-akan menuangkan teh/air, kemudian meminumnya, dlsb?
  4. Bagian/Tahap Keempat ***):
    Katakan kepada anak “(Coba) Tunjuk lampu...” / “Lampu manaaa...” / “Mana lampuuu...”.
    Perhatikan apakah anak menunjuk ke arah lampu?
  5. Bagian/Tahap Kelima:
    Apakah anak mampu menyusun balok mainan (ump. Lego)?
    Jika ya, berapa banyak tumpukannya?



Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan skrining CHAT ini, yaitu sebagai berikut:
  • Sebelum memberikan pertanyaan/instruksi, pastikan terlebih dahulu bahwa anak melihat ke kita.
  • *) Pada tahap kedua tersebut, merupakan pertanyaan yang penting sebagai indikasi ada tidaknya ciri autistik.
    Namun hal yang perlu diperhatikan yaitu pastikan bahwa anak memang benar-benar melihat benda yang kita tunjuk di seberang ruangan, bukannya anak hanya sekedar melihat ke tangan kita. 
  • **) Pada bagian ketiga tersebut di atas, bisa diganti dengan permainan pura-pura (pura-pura bermain/memainkan) hal yang lainnya.
  • ***) Pada bagian keempat tersebut, bisa diganti dengan misalnya “Mana beruang/ kelinci/bebek/dll?” ataupun berbagai benda lainnya yang di luar jangkauan kita maupun anak. 
  • Jika anak tidak mampu melakukan kelima hal tersebut di atas, maka itu berarti bahwa besar kemungkinannya anak tersebut mengalami/menyandang autisme. Jika anak tidak mampu melakukan 3 dari 5 hal tersebut di atas, maka anak tersebut mungkin autistik. 

 Setiap anak yang gagal dalam tes ini, bisa dicoba dilakukan tes ulang pada kunjungan berikut 1 bulan kemudian. Namun berdasarkan fakta bahwa kunci keberhasilan penanganan autisme adalah intervensi dini, serta semakin dini semakin baik, maka lebih bijaksanalah jika tidak dilakukan penundaan perujukan berupa pemeriksaan ulang 1 bulan kemudian.
 Jika pada tes kedua ini tetap gagal ataupun segera setelah tes pertama mengindikasikan kemungkinan autistik, maka sebaiknya dirujuk ke dokter yang memang khusus menangani/ menguasai autisme, ataupun dokter dapat memeriksanya lebih lanjut dengan menyesuaikan tanda-tanda dan gejala-gejala yang ada sesuai dengan kriteria yang ada di dalam DSM-IV-TR / ICD-X.

Pada bagian A5 merupakan kemampuan bermain pura-pura (pretend play), A7 kemampuan dasar menyatakan maksud (protodeclarative pointing).
Pada bagian B2 merupakan kemampuan mengikuti arahan tunjukan (following a point), B3 kemampuan imajinasi (pretending), B4 merupakan kemampuan menunjuk (producing a point).

Pada bagian A1 merupakan kemampuan permainan gerak kasar (rough and tumble play), A2 merupakan kemampuan minat sosial (social interest), A3 merupakan kemampuan motorik (motor development), A4 merupakan kemampuan bermain sosial (social play), A6 merupakan kemampuan dasar memberi instruksi (protoimperative pointing), A8 merupakan kemampuan bermain fungsional (functional play), A9 merupakan kemampuan mempertunjukkan (showing).

Jika anak tidak mempunyai kemampuan pada bagian A5, A7, B2, B3, dan B4, maka besar kemungkinannya anak mengidap autisme (anak termasuk dalam golongan risiko tinggi mengidap autisme).
Jika hanya A7 dan B4 (tanpa A5, B2, dan B3) maka mungkin autisme (anak termasuk dalam golongan risiko menengah mengidap autisme).
Jika ada gejala di luar kedua kelompok tersebut, maka masih mungkin anak mengidap autisme.

 Bagi mereka yang termasuk dalam risiko tinggi maupun risiko menengah, harus segera dirujuk ke dokter yang menguasai autisme untuk mendapatkan diagnosis pasti.
Selain itu, masih memungkinkan untuk dilakukan pemeriksaan/tes ulang satu bulan kemudian. Namun berdasarkan fakta bahwa kunci keberhasilan penanganan autisme adalah intervensi dini, serta semakin dini semakin baik, maka lebih bijaksanalah jika tidak dilakukan penundaan perujukan berupa pemeriksaan ulang 1 bulan kemudian.